Rabu, 27 September 2017

Kegelapan yang Menjamu - MiiraaKyuu

Kali ini,saya hanya akan menghadirkan cerpen yang sekiranya bisa menghibur.Cerpen ini benar-benar asli karangan abal saya pribadi.Makanya hancur :v .
Kalau berkenan silahkan komentar,tapi ingat komentarnya dengan hal-hal yang positif ya........
Ya udah,capcus baca yukk....

“Kegelapan yang Menjamu”


Suara itu lagi…..
Aku muak mendengarnya,suara pecahan kaca diiringi teriakan penuh penderiaan.Ayolah,saat ini badai telah menghantui jiwaku.Bukan saatnya aku mendengarkan teriakan itu,karena kini langkahku sedang mengarungi kegelapan ini….
“Dia tidak tahu malu,moral yang dia pegang sangatlah minim...”
“.….”
“Lihat,dia menangis.Apakah kami benar dengan telak?”
Ya Tuhan,suara itu lagi.Mataku tak menangkap cahaya..Pandanganku buram,oh…apakah kini aku tengah menangis?
Kulihat sebuah kilatan cahaya menghujam mataku sepintas,yang kulihat dalam cahaya yang minim adalah mata-mata penuntut.Apa salahku ? kenapa aku ditempatkan dalam tempat gelap ini.Aku yakin kini aku tengah berdiri,tapi kenapa kepalaku seperti menyentuh bebatuan.
“Jangan berfikir untuk pergi kesana Akira,kamu hanya perlu menutup mata akan semua ini.”
Suara itu lagi….Memangnya aku mau pergi kemana ?.
Beberapa ingatan membanjiriku,tatapan cemooh dan lemparan kertas lalu tawa-tawa yang menakutkan…
“Kubilang dia itu preman bermuka dua.Dia menabur banyak cerita seolah mencari sensasi.”
Yang terlintas dimataku adalah seorang gadis dengan memar dipipinya,dan ia dikelilingi oleh sekolompok orang yang menatapnya seolah akan menggigitnya jika ia bergerak.
Aku sebenarnya tidak mengerti mengenai diriku sendiri,aku meraba dibalik kegelapan dan yang kudapat hanya cairan basah dan kental serta berbau anyir.Darah ? ini darah.Jantungku berdegup kencang,darah siapa yang kusentuh.Kenapa aku merasakan hal seperti ini menimpaku ? Kumohon,beri aku cahaya sedikit agar aku melihat keadaan yang sebenarnya menimpaku.Dan lagi, bayangan gadis itu terlintas dibenakku.Siapa gadis itu ?aku mengenalnya,sangat mengenalnya,tapi siapa dia ? kenapa ia hanya menunduk dan menangis ?
“Berdiri,dan tegakkan harga dirimu.Jangan mau kau di kerubungi seperti makanan ditengah lalat”dalam benakku terlintas seperti itu.Tapi,gadis itu masih tetap menangis dengan menyedihkan.
Lalu aku melihat lagi,seorang perempuan dengan sepatunya menendang sepatu berwarna putih yang penuh dengan lumpur.
“Kau pikir dirimu siapa ? kau berani bertindak seperti itu,padahal kau tahu bahwa kau itu hanya anak yang dibawa oleh wanita itu”
“.….”
“Aku sangat membencimu,Akira.Kau pikir kau bisa dengan mudah mengambil papa dariku.Kau itu hanya anak tirinya.Sadar diri.Kau tahu moral kan ?”
“Kumohon,berhenti Ly” gadis yang disebut Akira itu mendongakkan kepalanya,air matanya menetes dengan sangat menyedihkan.
“Apa katamu ?”
“Aku bilang,berhenti.Aku tidak berniat mengambil apapun darimu Ly,aku menyayangimu seperti saudara”
“Pembohong,papa memarahi kemarin.Itu pasti karena dirimu.Hanya kau yang tahu bahwa aku sudah di Drop Out”
“Tidak Ly,aku tidak berbohong”
“Kau pikir aku percaya ?”
“Kau harus percaya,aku tidak berniat apapun”
Byurr..aku terperangah,ketika gadis itu diguyur dengan seember air dengan cepat.Aku tidak mengerti keadaannya seperti apa.Tapi,yang aku sadari adalah hatiku sakit dan terluka,aku tidak tahu mengapa,kenapa dia bisa terjebak dalam keadaan itu ?
“Kau mengerti betapa sayangnya aku dengan kamu, Akira,tapi kamu ternyata malah mengatakan hal itu pada papa”
“Aku..”
“Kau tidak tahu bagaimana susahnya aku berusaha mencari Universitas lain sebelum papa tahu aku di Drop Out ? kau tidak menghargai aku Akira padahal aku adalah saudaramu”
“Lyana,bukan seperti itu..”
Saat itulah,yang kulihat gadis bernama Lyana itu meninggalkan Akira yang terduduk dan menangis.Teman-teman Lyana yang sedari tadi menatap Akira dengan cemooh juga pergi meninggalkan Akira mengikuti Lyana yang terlebih dahulu pergi.Aku menghadang Lyana,dan tubuhku terpaku ketika Lyana melewatiku,kenapa Lyana bisa menembusku ? apa ini hanyalah khayalanku ? Ketika aku berbalik,wajah marah Lyana berganti dengan kesedihan,air matanya menetes dengan deras tanpa bisa ia kendalikan.Dan teman-temannya yang sombong itu hanya menatapnya tapi tidak berniat menenangkannya.
Aku mencari sosok Akira,yang aku tidak mengerti kenapa aku ada dijembatan ini ? dan siapa yang ada dibalik kegelapan itu ? Rambutnya berkibar mengarungi angin.Suara tangisannya terdengar pilu dan menyayat hati.Hatiku sakit.
“Jangan Akira,jangan seperti itu” aku berlari menembusnya,dan aku merasa sekelebatan bayangan hitam menarikku menjauhi gadis itu.
“Jangan,jangan Akira..”
Aku merasakan kegelapan lagi,kaki dan tanganku kebas.Dimana aku sekarang ? Kepalaku menyentuh batu tapi aku mencium bau anyir yang mengerikan.Kumohon,jauhkan aku dari tempat ini.Aku takut,kumohon…
“Akira..”
“...”
“Akira,kumohon jangan seperti ini. Akira..maafkan aku..”
Suara itu,aku ingin meraihnya agar dia bisa membawaku pergi dari kegelapan ini. Kumohon,aku berusaha menggapai-gapai kegelapan tapi aku tidak yakin apakah tanganku bergerak.Aku menangis dalam kegelapan ini,keluarkan aku.
“Tolong,selamatkan Akira..selamatkan adikku”
“Tenanglah,Ly”
“Ini salahku,pa”
“Saat ini bukan saatnya menyalahkan siapapun.Tenanglah Lyana”
“Akira,sadarlah,nak”
Itu suara mama, mama tolong aku.Gelap,ma..Akira ketakutan.Akira ? kenapa aku memanggil diriku Akira ? siapa aku sebenarnya ? Apa benar aku Akira ? Aku tidak mengerti,siapa diriku dan apa yang terjadi dengan diriku,tapi aku tidak bisa merasakan ragaku sendiri.
Dan aku benar-benar tertelan dalam kegelapan yang menjamu itu,aku tidak bisa meraih siapapun disini.Aku sendiri,aku menangis dengan keras dan aku benar-benar hilang dalam kegelapan itu.Apakah ini akhir dari rasa sakit ? tapi,air mataku tak bisa berhenti.Aku tidak mau mengarungi kegelapan ini.Mama,aku takut.Dan aku hanya menangis dengan keras tanpa henti menunggu kegelapan ini hilang dari pandanganku.
Yang aku tidak sadar adalah aku mengambang dalam kegelapan itu,dan ketika cahaya memasuki mataku aku merasa sangat asing.Rasa asing yang membingungkanku.Wajah-wajah yang menatapku dengan matanya yang sembab.Tapi,aku tidak tahu lagi siapa mereka dan yang aku dengar hanyalah suara-suara asing yang memanggilku.Aku tidak mengerti,tapi kegelapan itu telah membawaku diriku pergi bersama rasa sakit yang menyertaiku dan yang tersisa saat ini,hanyalah… tubuh kosong tanpa kenangan. (Samarinda,27 September 2017).